Tips Memberikan Pengobatan Terhadap Anak Autis

Ketika anak didiagnosa autis, bunda bisa memberikan beberapa terapi agar bisa berkomunikasi, berbicara, dan berinteraksi. Penanganan pertama, bawa Si Kecil ke dokter atau klinik tumbuh kembang untuk menegakkan diagnosis terkait gangguan spektrum yang dialaminya. Dalam klinik tumbuh kembang, biasanya sudah terdapat dokter anak dan dokter rehabilitasi medis yang akan terus memantau dan melihat perkembangan anak.

Ketika anak dinyatakan autis, terapi dibutuhkan agar bisa berbicara seperti anak lainnya. Tak hanya itu, terapi ini juga dilakukan agar anak tumbuh lebih mandiri dan bisa menjalani kegiatan sehari-hari. Selama diterapi, ciri-ciri anak autis akan terlihat slot mahjong lebih jelas karena pengamatan atau observasinya berjalan lebih panjang.  Setelah anak didiagnosis autis, anak akan mendapatkan beberapa jenis terapi, Bunda. Berikut di antaranya:

Jenis Terapi untuk Pengobatan Anak Autis

1. Terapi sensori integrasi

Anak autis memproses stimulasi dari luar dengan cara yang berbeda dari anak normal. Karena itu, terapi yang paling awal diberikan adalah terapi sensori integrasi. Terapi ini membantu anak memproses stimulasi dari luar dengan benar. Dengan begitu, anak menjadi lebih fokus.

Secara umum, terapi ini adalah dilakukan dengan mengajak anak untuk bermain. Dalam permainan tersebut, sensori yang ada pada anak baik yang berhubungan dengan keseimbangan, rasa, audiovisual, dan sebagainya. Karena stimulasinya diberikan secara tepat, anak akan memproses stimulasi dari luar dengan lebih baik.

2. Terapi wicara

Setelah anak lebih fokus dan bisa berkonsentrasi, mereka bisa melanjutkan terapi wicara, Bunda. Ketika terapis memberikan arahan, anak sudah bisa memperhatikan.

Lama waktu terapi disesuaikan dengan kondisi anak. Hal ini karena kondisi autis juga memiliki tingkatan sehingga lama terapi tidak bisa disamaratakan.

Perbedaan Anak Autis dan Down Syndrom

Selain anak autis, anak yang kerap dibawa ke klinik tumbuh kembang adalah anak dengan kondisi down syndrome. Ada beberapa orang yang belum bisa membedakan antara dua kondisi ini.

Seperti apa perbedaan anak autis dan down syndrome? Berikut di antaranya:

1. Kemampuan berinteraksi

Anak yang mengalami down syndrome memiliki kemampuan berinteraksi yang baik. Mereka masih bisa melakukan kontak mata dan melakukan komunikasi.

Tak hanya itu, anak dengan down syndrome juga bisa memberitahu orang-orang di sekitar apa yang mereka rasakan. Mereka bisa tertawa dan tepuk tangan bersama-sama. Sementara itu, anak dengan kondisi autis tidak bisa melakukan hal tersebut.

2. Kondisi fisik

Secara fisik, penampilan anak autis dan down syndrome juga berbeda, Bunda. Anak dengan down syndrome sbobet indonesia memiliki fisik yang sangat berbeda dengan anak yang normal.

  • Berikut ciri-ciri anak Down Syndrome:
  • Hidung lebih pendek menyerupai bangsa mongoloid
  • Batang hidung tidak terlalu mancung
  • Lidah lebih besar
  • Jarak antar mata lebih lebar
  • Adanya garis tertentu di telapak tangan

Deixe um comentário

O seu endereço de e-mail não será publicado. Campos obrigatórios são marcados com *

FALAR COM
ESPECIALISTA
ENTRE EM CONTATO

© Gsaúde 2019. | Todos os direitos reservados

WhatsApp chat