Gsaúde Marketing

Fakta Menarik Dari Stop Kontak Listrik

Ilustrasi Hemat Energi. (sumber : shutterstock)

Tidak hanya itu, kamu pasti juga sering menganggap mematikan alat elektronik seperti TV hingga charger dengan kondisi colokannya masih menancap di stop kontak sudah termasuk menghemat listrik? Nah, kebiasaan-kebiasaan tersebut ternyata sangatlah keliru. Berikut naga4d penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Mematikan alat elektronik dengan kondisi colokan di stop kontak atau terminal masih menancap, maka aliran listrik juga masih berjalan. Pasalnya, setiap aliran listrik yang kita pakai dinilai tidak akan berhenti jika tidak mencabut colokan alat lektronik dari stop kontak.
Dengan demikian, meski alat elektronik dimatikan namun colokan masih menancap maka tidak akan menghentikan energi listrik dan malah menguras atau menambah tagihan setiap bulannya. Sebab, hal-hal tersebut dianggap masih belum memutus aliran listrik. 
Bahkan, sebuah charger HP atau laptop meski tidak tersambung tapi masih menancap di stop kontak juga masih dialiri listrik. Dengan kata lain, meski tergolong sedikit, namun tagihan listrik dinilai masih tetap berjalan walau tidak tersambung ke alat elektronik.
Hal-hal seperti ini sering kita lakukan sehari-hari. Meninggalkan charger di stop kontak usai mengisi daya HP. Lalu, pertanyaannya apakah aliran atau tagihan listrik sudah berhenti? Tentu saja tidak ya, gaes.
Apalagi, kebiasaan meninggalkan charger HP atau laptop di stop kontak merupakan hal yang akan menyebabkan pengeluaranmu bertambah setiap bulan. 
Bayangkan saja, jika kamu melakukan hal tersebut setiap harinya, maka bisa menghemat tagihan listrik. Mulai dari rutin mencabut charger HP atau laptop, colokan TV, mesin cuci, dispenser, hingga penanak nasi. 
Pasalnya, setiap colokan elektronik yang masih menancap di stop kontak disebut akan menghabiskan banyak listrik. Sebut saja TV yang ditaksir menghabiskan sekitar 0,4 Watt, HP 0,1 Watt, mesin cuci 3 Watt, PC/monitor 3 Watt, dan dipenser sebanyak 0,5 Watt.
Artinya, kamu akan menghemat Rp10.500 per 40 hari dari hitungan 7 Watt x 1.000 jam x Rp1.500/kWh jika rutin mencabut colokan listrik yang tidak digunakan alias masih menancap di stop kontak setiap hari.

Tapi kaki steker ground ini memiliki manfaat yakni kalau ada yang nggak beres dengan arus listrik yang mengalir, dia akan bereaksi. Misalnya saat kaki steker untuk kabel hot dan neutral bermasalah seperti isolasi menipis, maka kaki ground ini menyelamatkanmu supaya nggak terluka parah atau berakibat fatal saat menyentuh perangkat yang dialiri listrik melalui steker tersebut.

Lantas apakah steker dengan dua kaki itu nggak aman? Steker ini tetap aman karena biasanya punya setidaknya dua lapisan isolasi antara komponen konduktif dari perangkat terkait dan setiap bagian dari perangkat yang bisa kamu sentuh. Selain itu, perangkat listrik pastinya sudah dilapisi bahan-bahan yang nggak konduktif atau mengantarkan listrik. Jadi, kamu nggak khawatir tersengat listrik.

Gunakan peralatan listrik yang sesuai standar, baik itu SNI (Standar Nasional Indonesia), SPLN (Standar PLN) maupun LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan). Sebar stop kontak agar tidak menjadi penumpukan berlebihan pada satu stop kontak. Gunakan jenis kabel yang sesuai dengan kebutuhan kapasitas. Cabut atau matikan colokan alat elektronik jika tidak dipakai.

Gunakan pelindung kabel atau kapur barus untuk menghindari digigit hewan. Jangan terlalu banyak sambungan listrik dengan isolasi. Jauhi barang yang mudah terbakar seperti selimut, handuk, karpet serta peralatan listrik lain.

4 Fakta Unik Tentang Bahasa Korea

gambar

Casino Online (한국어/조선말) adalah bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara serta salah satu dari dua bahasa resmi di Prefektur Otonomi Korea Yanbian, Tiongkok. Terdapat sekitar 80 juta penutur bahasa Korea, dengan kelompok besar di berbagai negara pasca-Soviet, serta populasi Diaspora lainnya di Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Jepang , dan yang terbaru, Filipina . Mengacu pada bahasa Korea , nampaknya terlalu banyak orang yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bahasa Cina dan Jepang, bahkan dengan bahasa Asia lainnya di dunia. Sebenarnya, bahasa Korea cukup berbeda dan berdiri sendiri sebagai bahasa yang menarik.

Kosakata bahasa Korea berasal dari berbagai sumber. Mirip dengan bahasa Jepang dan Vietnam, bahasa Korea juga dipengaruhi oleh bahasa Cina dalam bentuk kata Sino-Korea. Kata-kata asli Korea mencakup sekitar 35% kosakata bahasa Korea, sedangkan sekitar 60% kosakata bahasa Korea terdiri dari kata-kata Sino-Korea.

 Aspek lain yang menarik dari bahasa Korea bagi mereka yang tidak tahu banyak tentangnya adalah bahwa sistem penulisannya, Hangul, bukanlah bahasa ideografik seperti bahasa Mandarin, melainkan bahasa fonetik seperti bahasa Inggris, meskipun terdapat kemiripan yang dangkal antara tulisan Korea dan bahasa Mandarin. karakter. Meskipun selama berabad-abad bahasa Korea sebenarnya ditulis dalam aksara Tionghoa karena pengaruh besar Tiongkok terhadap negara kecil tersebut sepanjang sejarah, dan meskipun Hangul dikembangkan pada abad ke-15, baru pada abad ke-20 Korea secara resmi mengadopsi dan menjadikannya bahasa Korea. sistem penulisan resmi untuk bahasa Korea.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang Korea telah lama bangga dengan penghormatan tradisional mereka terhadap orang tua, yang tercermin dalam bahasa Korea secara menyeluruh. Budaya Korea memiliki dua ciri—menghormati senioritas dan usia, serta gaya yang cukup otoriter.

Hubungan antara pembicara atau penulis dan audiensnya adalah hal terpenting dalam bahasa Korea. Sangat penting untuk belajar berbicara bahasa Korea menggunakan cara formal, santai, formal, dan informal dalam mengatakan sesuatu. Banyak yang mengabaikan fakta bahwa orang Korea mempunyai cara berbicara yang formal ketika berbicara dengan orang asing, atasan, orang yang lebih tua, dll. Cara berbicara yang santai dan formal dengan kenalan, dll., dan cara berbicara informal dengan sahabat, orang yang dicintai, dll.

Kehormatan, yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap yang merujuk, juga digunakan untuk orang yang statusnya lebih tinggi. Sebagai acuan umum tentang bahasa Korea, Anda berbicara kepada atasan dan orang yang lebih tua dalam bentuk kehormatan yang membutuhkan lebih banyak kata dan bisa lebih miring. Misalnya, “Yo! Anda ingin air?”; “Ini hari yang hangat untuk penyegaran yang menyenangkan, bukan?”

Gaya bahasa Korea juga erat kaitannya dengan perbedaan gender. Secara tradisional, perempuan Korea sering dipandang sebagai bawahan laki-laki, dan hal ini terlihat dalam pola bicara mereka sehari-hari. Beberapa contohnya dapat dilihat pada: penggunaan nada suara yang lebih lembut oleh seorang wanita untuk meminimalkan konflik atau agresi; perempuan yang sudah menikah memperkenalkan dirinya sebagai ibu atau istri seseorang, bukan dengan namanya sendiri; adanya perbedaan gender dalam gelar dan istilah pekerjaan (misalnya, sajang adalah presiden perusahaan dan yŏsajang adalah presiden perusahaan perempuan.); dan perempuan kadang-kadang menggunakan lebih banyak pertanyaan yang bersifat tag dan nada meninggi dalam pernyataan, seperti cara anak kecil berbicara.

3 benefícios da humanização do atendimento

3 benefícios da humanização do atendimento

 

3 benefícios da humanização do atendimento

Hoje em dia, cada vez mais clínicas vêm adotando uma abordagem mais humanizada ao atender seus pacientes. Esse tipo de atendimento visa combater a mecanização das relações entre o profissional e cliente, eliminando a barreira que impede ambos de terem uma relação mais amigável e afetiva.

A humanização na saúde é a fusão dos conhecimentos técnicos do profissional com o comportamento mais ético possível, o que sempre causa uma boa impressão já que os pacientes costumam estar em um momento de fragilidade.

Mas como oferecer um atendimento humanizado e quais são seus benefícios? Neste ARTIGO falaremos sobre os três principais.

3-benefícios-da-humanização-do-atendimento-

Dar atenção para tudo que o paciente tem a dizer é o mínimo que se espera de um atendimento humanizado, mas também é necessário demonstrar empatia. O profissional precisa entender a situação como um todo e buscar não só a melhor solução para os problemas apresentados pelo paciente, mas a que se encaixa melhor de acordo com suas características e preferências.

Essa leveza e bem-estar característicos da humanização irão construir um vínculo do paciente com o estabelecimento e garantir uma fidelização com os clientes. O nome da clínica e do profissional serão lembrados e recomendados, o que contribui com a expansão dos negócios.

Esse é o principal sinal de que o atendimento humanizado está sendo feito corretamente. Quanto mais pessoas procurarem a clínica por indicação, mais pacientes estão saindo satisfeitos.

Incentiva o coração

Um tratamento empático e amigável não deve ser exclusivo para os pacientes. Isso engloba todos os funcionários, que também merecem ser bem tratados. Uma comunicação interpessoal positiva entre toda a equipe, independente do cargo ou da função, é essencial para obter bons resultados.

Essa abordagem melhora o trabalho em equipe e motiva os funcionários a darem o seu melhor sempre, tornando daquele um excelente lugar para trabalhar.

3-benefícios-da-humanização-do-atendimento-

Facilita os tratamentos

Oferecer um atendimento humanizado é o passo inicial para facilitar qualquer tipo de tratamento. Muitas pessoas são resistentes aos tratamentos propostos pelos médicos por diversas razões, sendo o medo ou a desconfiança as mais comuns.

Quando o profissional demonstra que se importa com o paciente, ele o deixa mais confortável e seguro, sendo mais fácil de convencê-lo a levar o tratamento proposto adiante. O paciente passa a levar mais a sério tudo que é dito pelo doutor e seguirá suas recomendações com mais empenho.

Facilita os tratamentos

Conhecendo os benefícios, resta saber como um estabelecimento médico pode oferecer um atendimento humanizado para seus pacientes. Esse é um processo que exige muito planejamento e uma equipe bem treinada, pois todos precisam estar em sintonia para que a abordagem seja bem-sucedida.

O principal está na comunicação dos atendimentos presenciais. O profissional precisa falar de maneira branda, mantendo contato visual e sendo sempre sincero sobre a condição do paciente. Deixar a linguagem técnica de lado e explicar tudo de uma maneira mais simples de ser entendida é muito importante para o paciente se sentir a par da situação. As dúvidas dele também importam, então dar espaço para perguntas e responder todas pacientemente também faz parte do processo.

Graças à tecnologia de hoje, os médicos podem acompanhar seus pacientes à distância e manter contato por diversos recursos virtuais e online. Esse é um diferencial que dá ainda mais credibilidade para o estabelecimento e seus profissionais.

Quer saber mais sobre como melhorar a sua clínica? Confira seis modelos de negócio para adotar no seu estabelecimento médico.

Regras de Publicidade Médica

Regras da Publicidade Médica

Regras da Publicidade Médica

Saúde é um dos termos mais pesquisados na internet brasileira nos últimos tempos. Segundo o Google, o termo representa cerca de 26 milhões de buscas em sites de pesquisa. Em 2015 o termo esteve presente em quatro dos dez temas mais buscados no Google. Se você não quer ter dor de cabeça com o conselho acompanhe algumas das principais regras da publicidade médica abaixo.

Clínicas, consultórios, hospitais e outros profissionais e instituições de saúde estão buscando cada vez mais aumentar a sua presença digital, pois por meio dela eles garantem mais autoridade e ampliam o seu relacionamento com o seu público.

No entanto, essa jornada não é uma tarefa fácil, pois para se conseguir uma boa presença digital, os profissionais da área da saúde, precisam compreender todos os meios que envolve o ambiente digital como: anúncios pagos, mecanismos de buscas, palavras – chave e outros. Além, de compreender todo o processo, é preciso atenção aos detalhes, pois existem limitações impostas pelos órgãos regulatórios: Conselho Federal de Medicina (CFM), Conselhos Regionais de Medicina (CRMs) e Comissão de Divulgação de Assuntos Médicos (Codame).  E devido a tantas informações os profissionais se veem com muitas perguntas sobre como fazer, o que publicar seguindo as regulamentações.

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

O conteúdo que iremos expor aqui é uma leitura das recomendações feitas aos profissionais da área da saúde e sugestões de como eles podem se portar no universo online.

A primeira recomendação é a principal é de desenvolver um plano estratégico de comunicação para atuar no meio digital. O planejamento é de extrema importância para se obter os resultados desejados e para se tornar autoridade em sua área de atuação.

Para dar os primeiros passos e ter um bom planejamento de comunicação digital é necessário compreender um pouco desse novo mundo que é o marketing digital.  Normalmente um planejamento digital envolve atividades como: produção de conteúdo exclusivo para o site, blogs, newsletters, e-mails marketing, anúncios pagos, redes sociais e outros serviços relacionados a marketing digital.

E o principal motivo para que todo médico ou instituição da área da saúde passe a pensar em ter presença online relevante é que hoje a maioria das pessoas usam os meios de comunicação digital para encontrar, escolher um médico, hospital ou clinicas específicas.

O Brasil é atualmente um dos países mais conectados do mundo. Só no Facebook são 99 milhões de usuários ativos mensais, sendo 89 milhões deles usuários móveis. Além disso, oito em cada dez brasileiros estão conectados no Facebook. Os dados foram apresentados no Campus Party 2016 por Ime Archibong, diretor de parcerias estratégicas do Facebook¹.

Observando essas informações, podemos entender a importância para um profissional ou organização da área da saúde, em utilizar as mídias sociais para atração, retenção e relacionamento com o seu público.

Regulamentação para a área médica

No segmento médico, a legislação é extremamente rigorosa, pois visa garantir os direitos e a segurança do público. Para explicar quais as resoluções referentes ao segmento de comunicação digital, preparamos um resumo com as principais informações necessárias.

As regulamentações que tratam da área da saúde em comunicação digital são as resoluções do Conselho Federal de Medicina. A Resolução CFM 1974/11 pode ser obtida no portal do CFM – //www.portalmedico.org.br/resolucoes/CFM/2011/1974_2011.pdf. O texto já se encontra com as mudanças realizadas pelas Resoluções CFM 2126/2015 e CFM 2133/2015.

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Resumo das normatizações

Para facilitar a compreensão das Resoluções do CFM, preparamos um resumo.

De acordo com o artigo 2º da Resolução CFM 1974/11, no que se refere à disposição e conteúdo dos banners, os anúncios médicos devem conter o nome do profissional, a especialidade e/ou área de atuação, quando registrada no Conselho Regional de Medicina, o número da inscrição no CRM e o número de registro de qualificação de especialista (RQE), quando for o caso. 

Ainda sobre os banners, o Comitê recomenda leitura criteriosa dos tópicos dos artigos 3º e 9º da resolução, que abordam aquilo que é vetado aos médicos em comunicação digital.

Ressaltamos que os profissionais da área da saúde não podem fazer divulgações de endereço e telefone. O banner não deverá fazer nenhum call – to – action (chamada para ação), como por exemplo, um botão de “Clique Aqui”.

É permitido inserir um link de redirecionamento no banner. Assim, quando a pessoa clicar no banner, será redirecionada ao site do profissional que o produziu, reforçando que o site também deverá estar em conformidade com os artigos citados.

Nos artigos 2º, 3º e 9º da resolução está explícito que o profissional não pode anunciar aparelhagem e equipamentos, nem participar de anúncios de empresas ou produtos ligados à medicina. Também não pode permitir que seu nome seja incluso em propaganda enganosa, tampouco que o mesmo circule em qualquer mídia que possua matérias desprovidas de rigor científico. Aos profissionais da área também é proibido fazer propaganda de técnicas não aceitas pela comunidade científica, assim como expor a imagem de seu paciente a fim de divulgar métodos e resultados. 

Além disso, o profissional não deve oferecer seus serviços por meio de consórcio e similares e não pode oferecer consultoria em substituição à consulta médica presencial. Anunciar capacitação pedagógica só é permitido se o tema for relacionado à especialidade e à área de atuação do profissional registradas no Conselho Federal de Medicina.

Recomendações para Peças Publicitárias

A propaganda ou publicidade médica deve cumprir alguns requisitos gerais, obrigatórios tanto para o profissional individual quanto para empresas/estabelecimentos na produção de peças publicitárias e papelaria. Também deve obedecer a determinados padrões gráficos.

Destacamos abaixo as necessidades obrigatórias de cada caso:

a) Regras básicas para peças publicitárias e papelaria de profissional individual

  1. nome completo do médico;
  2. registro do médico junto ao Conselho Regional de Medicina (CRM), contemplando a numeração e o estado relativo;
  3. nome da(s) especialidade(s) para a(s) qual(is) o profissional se encontra formalmente habilitado (no máximo duas), se considerado pertinente;
  4. número de registro de qualificação de especialista (RQE), caso seja aplicável.

b) Regras básicas para peças publicitárias e papelaria de empresa/estabelecimento de serviços de médicos particulares:

  1. nome completo do profissional no cargo de diretor técnico médico;
  2. registro do médico junto ao Conselho Regional de Medicina (CRM), contemplando a numeração e o estado relativo;
  3. nome do cargo para o qual o profissional está oficialmente investido;
  4. número de registro de qualificação de especialista (RQE), caso seja aplicável.

c) Padrões gráficos que devem ser seguidos

Nas peças exibidas pela internet, os dados do médico ou do diretor técnico médico devem ser exibidos permanentemente e de forma visível, inseridos em retângulo de fundo branco, emoldurado por filete interno, em letras de cor preta, padrão Humanist 777 Bold ou Frutiger 55 Bold, caixa alta, respeitando a proporção de dois décimos do total do espaço da propaganda.

4 razões para a sua Clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing

marketing para dermatologista

4 razões para a sua Clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing

4 razões para a sua Clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing.

O marketing é um universo que possui estratégias poderosíssimas quando aplicadas de maneira correta, porém, nem todas as técnicas podem ser aplicadas na área da saúde – universo particular que exige conhecimentos específicos sobre legislação de ética, autoridade, influência e até mesmo neurociência. A mesma área que possui conhecimentos específicos também possui seus segmentos, hoje vou ensinar a você 4 razões para sua clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing. Se você é dermatologista e está pensando em iniciar um trabalho de divulgação da sua clínica, o primeiro passo é desenvolver o seu planejamento estratégico, já expliquei sobre isso neste vídeo Planejamento de Marketing para Profissionais da Saúde Com o seu planejamento em mãos o passo seguinte é colocar em prática as ações de divulgação, para esse passo é importante conhecer as 4 regras abaixo do Inbound Marketing.
Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

4 Razões

  1. Aumentar a sua autoridade

Quando alguém precisa ir ao médico, ela faz de duas formas: vai ao médico através de indicação de amigos e familiares ou pesquisa no Google. Segundo a pesquisa realizada em 2016 pelo Comitê Gestor da Internet no Brasil, cerca de 100 milhões de brasileiros possuem acesso à internet. Isso em 2016, agora o número deve ter aumentado ainda mais.

Em vista disso, você deve promover a sua clínica e seus serviços no ambiente digital, pois você será a fonte de informações que as pessoas buscam. E o resultado é o reconhecimento da sua marca como autoridade no assunto aliado com informações de qualidade.

  1. Conquistar mais oportunidades para a sua clínica

Inbound Marketing é uma das metodologias mais qualificadas e interessantes para manter um trabalho ético e eficaz com excelente resultados para sua clínica. Todo trabalho de Inbound Marketing visa construir o primeiro item das 4 razões para sua clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing: aumentar a autoridade.

Para que isso aconteça é preciso ter uma boa estratégia, com objetivo de segmentar seu conteúdo, nutrir seus contatos em cada fase do funil e criar defensores do seu trabalho.

  1. Fidelização dos seus pacientes

Outra vantagem do Inbound Marketing é que ele é uma importante ferramenta para fidelizar seus pacientes. Isso porque toda informação passada a ele pode ser usada para manter contato com seu paciente mesmo após ele já ter agendado uma consulta, ou seja, seus conteúdos servirão de alicerce para nutrir e educar seu paciente sobre seus tratamentos e serviços oferecidos.

Deste modo, sua clínica mostra para seus pacientes que não se preocupam apenas em com valores, mas sim que está disposta a continuar o contato com ele.

  1. Aumento do número de consultas

O Inbound Marketing é diferente das outras estratégias promocionais, pois seu foco está voltado para os dois lados da moeda que é: geração de novos pacientes e a evolução do paciente pela jornada de relacionamento com sua clínica.

Logo, fazer Inbound Marketing é construir uma relação com seu paciente para orienta-lo até a decisão de compra. E este é o principal motivo pelo qual as clinicas de psiquiatria estão investindo em Inbound Marketing.

FALAR COM
ESPECIALISTA
ENTRE EM CONTATO

© Gsaúde 2019. | Todos os direitos reservados

CID: 10 principais códigos e como usar

CID: 10 principais códigos e como usar

CID: 10 principais códigos e como usar

CID: 10 principais códigos e como usar

O que é CID-10 e qual a sua função? A Classificação Internacional de Doenças e Problemas Relacionados à Saúde, conhecida como CID, trata-se de uma padronização universal responsável por monitorar e classificar a incidência de doenças, sinais, sintomas, queixas, lesões, distúrbios, causas para ferimentos e circunstancias sociais.

CID padroniza e oferece um panorama geral da situação da saúde global aos médicos e outros profissionais da saúde. Publicada e revisada periodicamente pela OMS (Organização Mundial da Saúde), a lista busca otimizar e uniformizar a nomenclatura das enfermidades, contribuindo para uma comunicação mais assertiva entre os profissionais, evitando confusões comuns.

 
CID: 10 principais códigos e como usar

Qual o significado da sigla?

A CID é formada por uma letra e dois algarismos, em que é possível identificar a doença, sintoma, aspectos fisiológicos e outros. E o 10 que acompanha a sigla? Trata-se da versão da lista. Publicada em 1992, a classificação atual da lista é a de número 10, portanto os profissionais se referem a ela como a CID-10.

Essa padronização ajuda a evitar ambiguidades e permite uma padronização eficiente entre profissionais e órgãos de saúde. Além disso, o código de doenças evita que peculiaridades linguísticas, o idioma e a tradução sejam barreiras e gerem confusão sobre qual doença está se tratando.

Conforme novas necessidades são percebidas, a CID é revista para se adequar e estar em conformidade com a realidade global, garantindo mais qualidade e segurança no atendimento em saúde no mundo.

Como o CID é utilizado e qual sua importância?

De acordo com o Conselho Federal de Medicina (CFM), não existe a obrigatoriedade da CID constar em atestado médico, apenas nos casos em que o paciente tenha autorizado, devendo constar expressamente no documento. O mesmo se aplica para as guias e procedimentos de reembolso.

A CID facilita ainda a realização de pesquisas sobre a ocorrências de determinadas doenças em uma localidade ou em uma quantidade proporcional de pessoas. Essas estatísticas possibilitam a criação de medidas preventivas e educativas para a população e permite aos órgãos governamentais condutas mais ágeis.

CID: 10 principais códigos e como usar

Aprendendo a ler o CID 10 com facilidade

Diferentemente das edições anteriores, a CID-10 é apresentada em três volumes. No volume I o profissional encontra a Lista Tabular, ou a classificação propriamente dita.

As categorias são representadas por três caracteres, sendo uma letra e dois algarismos, agrupados de acordo com as semelhanças das doenças. Dentro de cada categoria também é possível encontrar as subcategorias, representadas pelo código de três caracteres acrescido de um ponto e um algarismo de 0 a 9, ou seja, quatro caracteres no total, formando o código completo da doença.

Já no volume II é possível conferir as regras, normas, orientações e guias para o uso da classificação, como um manual de instruções com informações detalhadas sobre a CID-10.

No volume III estão reunidas as seções I, II e III, que tratam de um índice alfabético (como na CID-9). Não se preocupe, o volume também acompanha informações de uso do índice, convenções usadas, abreviaturas e outras facilidades.

Vale lembrar que a CID 10 pode ser consultada no site da DATASUS, o Departamento de Informática do SUS.

Recentemente a nova edição, CID-11, foi apresentada durante a Assembleia Mundial da Saúde (MAS), e entrará em vigor a partir de 1º de janeiro de 2022. A CID-11 reunirá melhorias significativas em relação as versões anteriores e retratará as modificações e avanços ocorridos na Medicina e Tecnologia nos últimos anos.

Pela primeira vez, o documento será completamente eletrônico, tornando seu uso mais fácil e intuitivo. A nova classificação contará com 55 mil códigos únicos para lesões, doenças e causas de morte em comparação com os 14.400 da atualmente usada, a CID-10

E por falar nas facilidades da tecnologia, você sabe como funciona a Ética Médica nas Redes Sociais e Site?

Ficou com alguma dúvida sobre o que é a CID-10Fale com a gente. Gostou do conteúdo? Compartilhe em sua rede social favorita!

FALAR COM
ESPECIALISTA
ENTRE EM CONTATO

© Gsaúde 2019. | Todos os direitos reservados

6 modelos de negócio para sua clínica médica

6 modelos de negócio para sua clínica médica

6 modelos de negócio para sua clínica médica

6 modelos de negócio para sua clínica médica

Pensando em abrir o próprio negócio? Confira como com planejamento e organização financeira você pode tirar do papel o sonho de ter a sua clínica médica. Quer saber como? Continue lendo o artigo.

Passo importante para a carreira de um profissional de saúde, empreender em uma clínica médica própria é parte do processo de construção de imagem e reputação de especialista. Mas, para que tudo funcione da maneira adequada, é necessário encarar o consultório como um negócio como outro qualquer.

Para ter mais clareza sobre o projeto e tomar decisões mais assertivas, é imprescindível contar com um bom plano de negócios. Não sabe como começar? Confira a seguir 6 modelos de negócios para conhecer e se inspirar.

6-modelos-de-negócio-para-sua-clínica-médica--

1- Clínicas populares

Procurando funcionalidade? Essa pode ser a opção para você. O modelo de clínica popular tem custos operacionais mais baixos e demanda menores investimentos. São alternativas a usuários que não possuem plano de saúde e precisam de assistência médica, mas não querem recorrer ao SUS.

O modelo tem sido amplamente difundido nos últimos tempos em todo o país, logo, para que a concorrência não seja um obstáculo, é preciso investir em um bom marketing médico para atrair mais pacientes à sua clínica e manter o negócio rentável.

2- Franquias

E as franquias, já considerou esse modelo? Por já serem conhecidas e possuírem credibilidade no mercado, a opção facilita a conquista de novos clientes. Por outro lado, o investimento em franquia de clínica popular é mais alto e você terá que seguir um modelo de negócio pré-estabelecido pela marca.

A CID facilita ainda a realização de pesquisas sobre a ocorrências de determinadas doenças em uma localidade ou em uma quantidade proporcional de pessoas. Essas estatísticas possibilitam a criação de medidas preventivas e educativas para a população e permite aos órgãos governamentais condutas mais ágeis.

CID: 10 principais códigos e como usar

3- Clínicas Integradas

Trata-se de um modelo de sociedade entre profissionais da saúde. O bacana aqui é a possibilidade de ter uma clínica com atendimento para diversas especialidades e conseguir pacientes por meio de indicação dos colegas que dividirão o espaço com você.

4- Consultórios especializados

Esse é modelo de negócio mais convencional e pode demandar mais investimentos, principalmente em divulgação. É preciso levar em conta dois aspectos fundamentais: localização e imagem digital, escolhas estratégicas que levarão mais pacientes à sua clínica.

Conteúdos relevantes aumentam a sua presença digital e relevância. Você sabia que investir em um plano de marketing eficiente pode promover o seu negócio e te ajudar a ganhar reconhecimento? Confira como o Marketing Médico Técnica para Trazer Mais Pacientes para o Consultório.

5- Clínicas de diagnóstico especializado

Para os que desejam se especializar e realizar exames laboratoriais, as clínicas de diagnóstico especializado são opções rentáveis para os profissionais. Para que o negócio vá bem, é fundamental atender planos de saúde. Uma outra opção é realizar parceria com hospitais, assim, o laboratório terá acesso exclusivo a esses pacientes.

6- Policlínicas

Já a modalidade de policlínicas funciona como uma unidade de saúde para atendimento ambulatorial de diversas especialidades. Dessa forma, você poderá contratar outros profissionais que ofereçam serviços além da sua especialidade e ganhar com a venda desses serviços. 

Ficou mais fácil ter uma visão geral do que há disponível no mercado? Agora você pode avaliar as opções e escolher a que melhor atende às suas necessidades.

Não é segredo que o sucesso do negócio depende de um atendimento de qualidade e posicionamento digital.

Seja criativo! Faça uma lista de nomes para clínicas e dê mais personalidade para o seu negócio.

E antes de começar a divulgar o seu consultório, não esqueça de conferir as Regras da Publicidade Médica. Precisa de orientações? Nós podemos ajudar!

 

FALAR COM
ESPECIALISTA
ENTRE EM CONTATO

© Gsaúde 2019. | Todos os direitos reservados

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Uso do Dr. Google pelos pacientes

É cada vez mais comum que os pacientes cheguem até o consultório médico com um diagnóstico pronto obtido pelo “Dr. Google”  termo estabelecido para definir pesquisas realizadas em site de busca para autodiagnostico.

Entre os perigos da prática que colocam a saúde em risco estão a automedicação, postergar a ida ao médico ignorando um problema potencialmente grave ou, ainda, se convencer de um diagnóstico alarmista, provocando apreensão em si mesmo e sem necessidade.

Além da interpretação errônea das informações obtidas pelo buscador, outro problema encontrado pelos usuários é o excesso de informação disponível na internet, sendo grande parte dela sem crivo, desatualizada e desencontrada.

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Por que os pacientes procuram o Dr. Google?

Estima-se que uma em cada vinte pesquisas realizadas na internet são sobre assuntos relacionados à saúde. Isso acontece, também, pela falta de acesso da população ao sistema de saúde, resultando em um único recurso para tirar dúvidas ou solucionar um problema patológico.

Outra razão é a conveniência. Com a autonomia e a praticidade oferecida pela internet na ponta dos dedos, é quase que impulsivo não perguntar ao Google o que fazer para aliviar um desconforto pontual ou sintoma recorrente.

Cibercondria: a síndrome do Dr. Google

Formada pela junção das palavras ciber e hipocondria, o termo é usado para pacientes que consomem conteúdo em saúde em demasia na internet e se preocupam excessivamente com seu estado de saúde, podendo o vício evoluir para estágios de obsessão e angústia sobre a ideia de ter uma doença grave.

Qual a melhor abordagem com o paciente?

Para o profissional de saúde é um enorme desafio lidar com um paciente que insiste em confiar mais no diagnóstico do Dr. Google do que na opinião embasada e confiável de um médico estudado e especialista no assunto.

Em momentos como esse, o médico deve estar consciente do seu papel para orientar o paciente sobre os riscos à saúde empregados na prática da busca indiscriminada por respostas, aproveitando a situação para reforçar a confiança na relação médico-paciente, estando aberto ao diálogo para acolher e esclarecer didaticamente eventuais dúvidas que possam surgir.

Outro ponto a ser considerado é o tratamento individualizado orientado pelo especialista,  ou seja, o apanhado genérico de soluções encontradas  na internet pode não servir para todos os casos. Ou ainda: a adoção de práticas sem evidências científicas disponíveis na rede pode agravar quadros de saúde estáveis e comprometer o tratamento.

Como lidar com o uso do Dr. Google pelos pacientes?

Consulta a fontes confiáveis

Isso quer dizer que o paciente não poderá buscar informações de saúde na internet de maneira segura e confiável?  Pelo contrário. A produção de conteúdo de qualidade para a internet é uma forma de oferecer à população informação acessível com embasamento científico.

Para que os conteúdos ganhem autoridade e sirvam como fonte de consulta de informação de qualidade, é importante que os profissionais de saúde conheçam  como a estratégia de Inbound Marketing pode ajudar a obter notoriedade no cenário digital. Confira 4 razões para a sua Clínica de Dermatologia fazer Inbound Marketing.

Além disso, é importante conhecer as ferramentas de informações médicas confiáveis para indicar aos pacientes, bem como grupos de apoio em mídias sociais, fóruns de discussão e até mesmo material científico como artigos acerca da doença diagnosticada, para servir como uma fonte qualificada de consulta e informação ao paciente.

Ademais, a internet pode ser benéfica para que a população fique bem informada e saiba como se prevenir de doenças, apenas tomando cuidado com a referência da informação. Por último, é indispensável a consulta médica com um profissional experiente e qualificado para definição de qualquer diagnóstico e abordagem terapêutica.

Ficou com alguma dúvida ou se interessou pelo assunto “Dr. Google” e gostaria de obter mais informações sobre o termo? Entre em contato com a gente.

FALAR COM
ESPECIALISTA
ENTRE EM CONTATO

© Gsaúde 2019. | Todos os direitos reservados

WhatsApp chat